Pemasangan flow meter bukan sekadar menyambung alat ke pipa. Instalasi yang buruk bisa menyebabkan:
Pembacaan yang tidak akurat karena turbulensi, rongga udara, atau posisi sensor yang salah.
Kerusakan komponen internal akibat tekanan tidak stabil atau pemasangan melawan arah aliran.
Biaya pemeliharaan tinggi dan umur pakai pendek.
Dalam aplikasi seperti SPBU, aviasi, atau industri minyak, kesalahan 1% saja dapat menyebabkan kerugian jutaan rupiah.
Sebelum pemasangan:
Matikan aliran fluida dan pastikan sistem dalam keadaan aman.
Bersihkan pipa dari kotoran, kerak, atau partikel padat.
Cocokkan spesifikasi flow meter (ukuran, material, tekanan, viskositas) dengan aplikasi di lapangan.
Pastikan kelengkapan gasket, flange, dan baut sesuai standar.
Posisi sangat menentukan performa:
Pemasangan Horizontal (paling umum): Flow meter dipasang sejajar permukaan tanah, pastikan flow direction mengikuti panah di badan meter.
Pemasangan Vertikal: Hanya disarankan jika aliran mengarah dari bawah ke atas (untuk mencegah bubble/udara masuk ke sensor).
Jangan pasang di titik pipa yang kosong, tinggi, atau tempat udara bisa terjebak.
Pipa lurus wajib ada agar aliran menjadi laminar (stabil) sebelum masuk flow meter.
Rekomendasi Panjang Pipa:
Hindari pemasangan flow meter tepat setelah elbow, tee, valve, reducer.
Jika tidak memungkinkan pipa lurus panjang, gunakan flow straightener.
Flange Connection (paling umum): Gunakan gasket dan kencangkan baut dengan pola silang (criss-cross) untuk tekanan merata.
Threaded (Ulir): Cocok untuk pipa kecil. Pastikan sealant digunakan agar tidak bocor.
Clamp-On (Ultrasonic): Tempelkan sensor dengan gel coupling. Permukaan pipa harus bersih dari karat dan cat.
Gunakan kabel shielded untuk sinyal pulsa, 4–20 mA, atau Modbus.
Lakukan grounding sempurna untuk mencegah gangguan noise, terutama pada flow meter elektromagnetik.
Pastikan tidak ada kelembapan masuk ke dalam koneksi kabel dan terminal box.

Upstream: pipa lurus 1 meter
Downstream: pipa lurus 0.5 meter
Strainer dipasang sebelum flow meter
Grounding dikaitkan ke pipa utama logam
Gasket rubber, flange ANSI, baut kencang menyilang
Pipa stainless dibersihkan dari cat & karat
Gel coupling digunakan agar sensor melekat erat
Sensor ditempatkan sejauh mungkin dari elbow dan valve
Cek kebocoran saat awal uji coba tekanan
Lakukan kalibrasi nol bila sistem mengizinkan (zeroing saat tidak ada flow)
Bandingkan pembacaan flow dengan alat referensi atau data lama
Dokumentasikan hasil awal sebagai baseline kalibrasi
| No | Hal yang Dicek | Status |
|---|---|---|
| 1 | Arah aliran sesuai panah flow meter | ✅ |
| 2 | Pipa lurus 5–10D tersedia | ✅ |
| 3 | Grounding tersambung ke tanah / pipa utama | ✅ |
| 4 | Tidak dekat dengan elbow, valve, reducer | ✅ |
| 5 | Baut flange dikencangkan criss-cross | ✅ |
| 6 | Tidak ada kebocoran saat uji coba | ✅ |
| 7 | Kabel tidak longgar, koneksi aman | ✅ |
| 8 | Sudah dilakukan zero calibration (jika perlu) | ✅ |
| Kesalahan | Dampak | Solusi |
|---|---|---|
| Arah aliran terbalik | Pembacaan 0 atau negatif | Pasang sesuai panah di body meter |
| Tidak ada pipa lurus | Turbulensi → akurasi turun | Tambah pipa lurus sebelum & sesudah |
| Grounding buruk | Gangguan sinyal / error | Sambung grounding sesuai rekomendasi |
| Dekat elbow / valve | Flow terganggu | Jauhkan 5–10D dari fitting tersebut |
| Sensor ultrasonic tidak nempel sempurna | Data kosong / fluktuasi | Bersihkan permukaan & gunakan gel coupling |
Pemasangan flow meter yang benar adalah pondasi dari sistem pengukuran yang akurat dan tahan lama. Mulai dari posisi aliran, jenis sambungan, panjang pipa lurus, hingga grounding dan koneksi kabel — semuanya berpengaruh besar terhadap performa alat.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda tidak hanya meningkatkan akurasi, tapi juga mencegah biaya tak terduga dari kesalahan pembacaan, penggantian alat, atau bahkan kerugian bisnis karena data yang tidak valid.